Sabtu, 21 Juli 2007

Pengalaman Mudaku Yang Menyenangkan

Cerita ini bukanlah pengalaman pribadi saya, saya hanya ingin membagi cerita ini dengan sesama Iheartsex .........

--------------------------------------------------------------------------

Namaku Yossi, Oh ya, kata temen-temen sih aku memiliki wajah yang cantik, dengan rambut sebahu, kulitku kuning langsat, tinggi 163 cm, dengan tubuh yang langsing dan seksi. Aku ingin menceritakan pengalaman seksku yang pertama justru dari teman baik Tetanggaku sendiri. Peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk kelas 3 SMP, aku tinggal di Tangerang. Tetanggaku itu bernama Angga dan aku sendiri memanggilnya Om. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Om Angga, ia sudah dianggap seperti papaku sendiri. Om Angga wajahnya sangat tampan, wajahnya tampak jauh lebih tua dari aku, karena memang usianya berbeda agak jauh. Usia Om Angga ketika itu sekitar 34 tahun. Selain tampan, Om Angga memiliki tubuh yang tinggi tegap dengan sedikit bungkuk.

Kejadian ini bermula ketika liburan semester. Waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Keluar kota karena ada perayaan pernikahan saudara. Karena aku dan Om Angga cukup dekat, maka aku minta kepada orang tuaku untuk menginap saja di rumah Om Angga yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu. Om Angga belum menikah, dia seorang karyawan perusahaan swasta. Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria, setelah pulang kerja Om Angga santai. Untuk melewatkan waktu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli.

Ketika suatu hari, setelah makan siang, tiba-tiba Om Angga berkata kepadaku, "Yossi... kita main dokter-dokteran yuk.., sekalian Yossi, Om periksa beneran, mumpung gratis".

Memang Om Angga pernah kuliah di farmasi, namun putus di tengah jalan karena kesulitan biaya kuliah.

"Ayoo...", sambutku dengan polos tanpa curiga.

Kemudian Om Angga mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu.

"Nah Yossi, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang".

Mula-mula aku agak ragu-ragu. Tapi setelah melihat mukanya yang bersungguh-sungguh akhirnya aku menurutinya.

"Baik Om", kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring.

Namun Om Bayu bilang, "Lho... Bra-nya sekalian dibuka dong.. biar Om gampang meriksanya".

Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka Bra-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal.

"Wah... kamu memang benar-benar cantik Yoss...", kata Om Angga.

Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku dan aku hanya tertunduk malu.

Setelah telentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Om Angga mulai memeriksaku. Mula-mula ditempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lalu Om Angga menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Om Angga mencopot stetoskopnya. Kemudian sambil tersenyum kepadaku, tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut.

"Waah... kulit kamu halus ya, Yoss... kamu pasti rajin merawatnya", katanya.

Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Om Angga. Kemudian usapan itu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Om Angga merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Om Angga benar-benar terasa lembut. Dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang dan terlena oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya. Lalu Om Angga menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih... baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut, dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Om Angga menghentikan usapannya. Dan aku kira... yah hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Om Angga bergerak ke arah kakiku.

"Nah.. sekarang Om periksa bagian bawah yah...", katanya.

Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja. Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba tangan Om Angga masuk kedalam rok miniku sambil disingkapnya rok mini keatas dan menyentuh Memekku lalu meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku kaget setengah mati.

"Ih... Om kok celana dalam Yossi dibuka...?", kataku dengan gugup.

"Lho... kan mau diperiksa.. pokoknya Yossi tenang aja...", katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Om Angga penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah celana dalamku diloloskan oleh Om Angga, dia duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Matanya tak berkedip menatap Memekku yang masih mungil dan polos seperti anak bayi. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Om Angga mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba-raba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hiii... aku jadi merinding rasanya.

"Ooomm...", suaraku lirih.

"Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa nikmat...", katanya sambil tersenyum.

Om Angga lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya. Kemudian dengan jari tengahnya Om Angga menggelus-elus bibir Memekku dari bawah ke atas.

"Aahh... Oooomm...", jeritku lirih.

"Sssstt... hmm... nikmat.. kan...?", katanya.

Mana mampu aku menjawab, malahan Om Angga mulai meneruskan lagi menggelus memekku dengan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin tidak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, menggeliat-geliat kesana kemari.

"Ssstthh... aahh... Ooomm... aahh...", eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Memekku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar sangat terangsang sekali.

Setelah Om Angga merasa puas dengan permainan jarinya, dia menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku. Aku yang belum berpengalaman sama sekali, dengan pikiran yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah tanpa mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli, lembut, dan basah. Namun Om Angga bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hiii... rasanya jadi makin geli... apalagi ketika lidah Om Angga memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Om Bayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.

Kemudian Om Angga mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah permainan apa lagi yang akan diperbuatnya pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh... gila... tiba-tiba badannya dimundurkan ke bawah dan Om Angga tengkurap diantara kedua kakiku yang otomatis terkangkang. Kepalanya berada tepat di depan Memekku dan Om Angga dengan cepat menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku. Kedua pahaku dipegangnya dan diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Om Angga. Aku sangat terkejut dan mencoba memberontak, akan tetapi kedua tangannya memegang pahaku dengan kuat, lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Om Angga mulai menjilati bibir Memekku.

"Aaa... Ooomm...!", aku menjerit, walaupun lidah Om Angga terasa lembut, namun jilatannya itu terasa menyengat Memekku dan menjalar ke seluruh tubuhku. Namun Om Angga yang telah berpengalaman itu, justru menjilati habis-habisan bibir Memekku, lalu lidahnya masuk ke dalam lubang kewanitaanku, dan menari-nari di dalamnya. Lidah Om Angga mengait-ngait kesana kemari menjilat-jilat seluruh dinding Memekku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, badanku menggeliat-geliat dan terhentak-hentak, sedangkan kedua tanganku mencoba mendorong kepalanya dari Memekku. Akan tetapi usahaku itu sia-sia saja, Om Angga terus melakukan aksinya dengan Hasrat yang bergelora. Aku hanya bisa mendesah-desah tidak karuan.

"Aahh... Ooomm... jaangan... jaanggann... teeerruskaan... ituu... aa... aaku... nndaak... maauu.. geellii... stooopp... nga tahaann... aahh!".

Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana kemari antara mau dan tidak. Biarpun ada perasaan menolak akan tetapi rasa geli bercampur dengan kenikmatan yang teramat sangat mendominasi seluruh badanku. Om Angga dengan kuat memeluk kedua pahaku diantara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana kemari namun Om Angga tetap mendapatkan yang diinginkannya. Jilatan-jilatan Om Angga benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan. Memekku sudah benar-benar banjir dibuatnya. Hal ini membuat Om Angga menjadi semakin bergairah, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot Memekku. Cairan lendir Memekku bahkan disedot Om Angga habis-habisan. Sedotan Om Angga di Memekku sangat kuat, membuatku jadi semakin kelonjotan.

Kemudian Om Angga sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir Memekku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Om Angga, rupanya Om Angga mengincar itil/clitorisku. Dia menjulurkan lidahnya lalu dijilatnya itil/clitorisku.

"Aahh...", tentu saja aku menjerit keras sekali. Aku merasa seperti kesetrum karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai mengangkat pinggulku. Om Angga malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati itil/clitorisku sambil dihisap-hisapnya.

"Aa... Ooomm... aauuhh... aahh… !", desahku semakin menggila.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang teramat sangat, yang ingin keluar dari dalam Memekku, seperti mau pipis, dan aku tak kuat menahannya, namun Om Angga yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot itil/clitorisku dengan kuatnya.

"Ooomm... aaah… !", tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Angga dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan kental dari Memekku banyak sekali, dan tampaknya Om Angga tidak menyia-nyiakannya. Disedotnya Memekku, dihisapnya seluruh cairan yang kental itu yang keluar dari Memekku. Tulang-tulangku terasa luluh lantak, lalu tubuhku terasa lemas sekali. Aku tergolek lemas.

Om Angga kemudian bangun dan mulai melepaskan pakaiannya. Aku, yang baru pertama kali mengalami orgasme, merasakan badanku lemas tak bertenaga, sehingga hanya bisa memandang saja apa yang sedang dilakukan oleh Om Angga. Mula-mula Om Angga membuka kemejanya yang dilemparkan ke sudut kamar, kemudian secara cepat dia melepaskan celana panjangnya, sehingga sekarang dia hanya memakai Celana Dalam saja. Aku agak ngeri juga melihat badannya yang tinggi besar itu tidak berpakaian. Akan tetapi ketika tatapan mataku secara tak sengaja melihat ke bawah, aku sangat terkejut melihat tonjolan besar yang masih tertutup oleh Celana Dalamnya, mencuat ke depan. Kedua tangan Om Angga mulai menurunkan Celana Dalamnya ke bawah secara perlahan-lahan, sambil matanya terus menatapku.

Pada waktu badannya membungkuk untuk mengeluarkan Celana Dalamnya dari kedua kakinya, aku belum melihat apa-apa, akan tetapi begitu Om Angga berdiri tegak, darahku mendadak serasa berhenti mengalir dan mukaku menjadi pucat karena terkejut melihat benda yang berada diantara kedua paha atas Om Angga. Benda tersebut bulat, panjang dan besar dengan bagian ujungnya yang membesar bulat berbentuk topi baja tentara. Benda bulat panjang tersebut berdiri tegak menantang ke arahku, panjangnya kurang lebih 17 cm dengan lingkaran sebesar 3 cm bagian batangnya dilingkarin urat yang menonjol berwarna biru, bagian ujung kepalanya membulat besar dengan warna merah kehitam-hitaman mengkilat dan pada bagian tengahnya berlubang dimana terlihat ada cairan pada ujungnya. Rupanya begitu yang disebut TITIT laki-laki, tampaknya menyeramkan. Aku menjadi ngeri, sambil menduga-duga, apa yang akan dilakukan Om Angga terhadapku dengan Tititnya itu.

Melihat ekspresi mukaku itu, Om Angga hanya tersenyum-senyum saja dan tangan kirinya memegang batang Tititnya, sedangkan tangan kanannya mengelus-elus bagian kepala Tititnya yang kelihatan makin mengkilap saja. Om Angga kemudian berjalan mendekat ke arahku yang masih telentang lemas di atas tempat tidur. Kemudian Om Angga menarik kedua kakiku, sehingga menjulur ke lantai sedangkan pantatku berada tepat di tepi tempat tidur. Kedua kakiku dipentangkannya, sehingga kedua pahaku sekarang terbuka lebar. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, karena badanku masih terasa lemas. Mataku hanya bisa mengikuti apa yang sedang dilakukan oleh Om Angga.

Kemudian dia mendekat dan berdiri tepat diantara kedua pahaku yang sudah terbuka lebar itu. Dengan berlutut di lantai di antara kedua pahaku, Tititnya tepat berhadapan dengan Memekku yang telah terkangkang itu. Tangan kirinya memegang pinggulku dan tangan kanannya memegang batang Tititnya. Kemudian Om Angga menempatkan kepala Tititnya pada bibir Memekku yang belahannya kecil dan masih tertutup rapat. Kepala Tititnya yang besar itu mulai dielus-elus di sepanjang alur bibir Memekku, sambil ditekannya perlahan-lahan. Suatu perasaan aneh mulai menjalar ke keseluruhan tubuhku, badanku terasa terlena dan Memekku terasa mulai mengembung montok. Aku agak menggeliat-geliat kegelian atas perbuatan Om Angga itu dan rupanya reaksiku itu makin membuat Om Angga makin terangsang. Dengan mesra Om Angga memelukku, lalu mengecup bibirku.

"Gimana Yoss... nikmat kan...?", bisik Om Angga mesra di telingaku, namun aku sudah tak mampu menjawabnya. Nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku sudah tidak berdaya diperlakukan begini oleh Om Angga dan tidak pernah kusangka, karena sehari-hari Om Bayu sangat sopan dan ramah.

Selanjutnya tangan Om Angga yang satu merangkul pundakku dan yang satu di bawah memegang Tititnya sambil dielus-elus di bibir Memekku. Hal ini makin membuatku menjadi lemas ketika merasakan Titit yang besar menyentuh bibir Memekku. Aku merasa takut tapi kalah dengan nikmatnya permainan Om Angga, di samping pula ada perasaan bingung yang melanda pikiranku. Titit Om Angga yang besar itu sudah amat keras dan kakiku makin direnggangkan oleh Om Angga sambil salah satu dari pahaku diangkat sedikit ke atas. Aku benar-benar setengah sadar dan pasrah tanpa bisa berbuat apa-apa. Kepala Tititnya mulai ditekan masuk ke dalam lubang Memekku dan dengan sisa tenaga yang ada, aku mencoba mendorong badan Om Angga untuk menahan masuknya Tititnya itu, tapi Om Angga bilang tidak akan dimasukkan semua cuma ditempelkan saja. Saya membiarkan Tititnya itu ditempelkan di bibir Memekku.

Tapi selang tak lama kemudian perlahan-lahan Tititnya itu ditekan-tekan ke dalam lubang kewanitaanku, sampai kepala Tititnya sedikit masuk ke bibir dan lubang Memekku. Memekku menjadi sangat basah, dengan sekali dorong kepala Titit Om Angga ini masuk ke dalam lubang Memekku. Gerakan ini membuatku terkejut karena tidak menyangka Om Angga akan memasukan Tititnya ke dalam Memekku seperti apa yang dikatakan olehnya. Hujaman Titit Om Angga ini membuat Memekku terasa mengembang dan sedikit sakit. Seluruh kepala Titit Om Angga sudah berada di dalam lubang kewanitaanku dan selanjutnya Om Angga mulai menggerakkan kepala Tititnya masuk dan keluar dan selang sesaat aku mulai menjadi biasa lagi. Perasaan nikmat dan geli bercampur jadi satu mulai menjalar ke seluruh tubuhku, terasa ada yang mengganjal dan membuat Memekku serasa penuh dan besar.

Tanpa sadar dari mulutku keluar suara, "Ssshh... ssshh... aahh… ooohh... Ooomm... Ooomm... eennaak... eennaak… !"

Aku mulai terlena saking nikmatnya dan pada saat itu, tiba-tiba Om Angga mendorong Tititnya dengan cepat dan kuat, sehingga penisnya menerobos masuk lebih dalam lagi dan akupun menjerit karena terasa sampai pada bagian dalam Memekku oleh Titit Om Angga yang terasa membelah Memekku.

"Aadduuhh... saakkiiitt... Ooomm... sttooopp… sttooopp... jaangaan... diterusin", aku meratap dan kedua tanganku mencoba mendorong badan Om Angga, tapi sia-sia saja.

Om Angga mencium bibirku dan tangannya yang lain mengelus-elus buah dadaku untuk menutupi teriakan dan menenangkanku. Tangannya yang lain menahan bahuku sehingga aku tidak dapat berkutik. Badanku hanya bisa menggeliat-geliat dan pantatku kucoba menarik ke atas tempat tidur untuk menghindari tekanan Titit Om Angga ke dalam liang Memekku. Tapi karena tangan Om Angga menahan pundakku maka aku tidak dapat menghindari masuknya Titit Om Angga lebih dalam ke liang Memekku. Rasa sakit masih terasa olehku dan Om Angga membiarkan Tititnya diam saja tanpa bergerak sama sekali untuk membuat kemaluanku terbiasa dengan penisnya yang besar itu.

"Om... kenapa dimasukkan semua… kan... janjinya hanya digosok-gosok saja?", kataku dengan memelas, tapi Om Angga tidak bilang apa-apa hanya senyum-senyum saja.

Aku merasakan Titit Om Angga itu terasa besar dan mengganjal rasanya memadati seluruh relung-relung di dalam Memekku. Serasa sampai ke perutku karena panjangnya Titit Om Angga tersebut. Waktu Aku mulai tenang, Om Angga kemudian mulai memainkan pinggulnya maju mundur sehingga Tititnya memompa Memekku. Badanku tersentak-sentak dan menggelepar-gelepar, sedang dari mulutku hanya bisa keluar suara, "Ssshh... ssshh... ooohh... ooohh…" "Ssshh... ssshh... aahh… ooohh... Ooomm... Ooomm... eennaak... eennaak… !"

Dan tiba-tiba perasaan dahsyat melanda keseluruhan tubuhku. Bayangan hitam menutupi seluruh pandanganku. Sesaat kemudian kilatan cahaya serasa berpendar di mataku. Sensasi itu sudah tidak bisa dikendalikan lagi oleh pikiran normalku. Seluruh tubuhku diliputi sensasi yang begitu nikmat dan siap meledak. Buah dadaku terasa mengeras dan puting susuku menegang ketika sensasi itu kian menguat, membuat tubuhku terlonjak-lonjak di atas tempat tidur. Seluruh tubuhku meledak dalam sensasi, jari-jariku menggengam alas tempat tidur erat-erat. Tubuhku bergetar, mengejang, meronta di bawah tekanan tubuh Om Angga ketika aku mengalami orgasme yang dahsyat. Aku merasakan kenikmatan berdesir dari Memekku, menghantarkan rasa nikmat yang luar biasa yang belum pernah aku rasa menjalar ke seluruh tubuhku selama beberapa detik. Terasa tubuhku melayang-layang dan tak lama kemudian terasa terhempas lemas tak berdaya, tergeletak lemah di atas tempat tidur dengan kedua tangan yang terentang dan kedua kaki terkangkang menjulur di lantai.

Melihat keadaanku, Om Angga makin terangsang. Dengan gairahnya dia mengoyangkan pinggulnya maju-mundur menekan pinggulku rapat-rapat sehingga seluruh batang Tititnya terbenam dalam Memekku. Aku hanya bisa menggeliat keenakan karena setiap tekanan yang dilakukannya, terasa itil/clitorisku tertekan dan tergesek-gesek oleh batang Tititnya yang besar dan berurat itu. Hal ini menimbulkan rasa nikmat dan geli yang tidak terperikan. Hampir sejam lamanya Om Angga mempermainkanku sesuka hatinya. Dan saat itu pula aku beberapa kali mengalami orgasme. Dan setiap itu terjadi, selama 1 menit aku merasakan Memekku berdenyut-denyut dan menghisap kuat Titit Om Angga, sampai akhirnya pada suatu saat Om Angga berbisik dengan sedikit tertahan.

"Ooohh... Yossss... Yosssiiii... aakkuu... maau... keluar!.. Ooohh... aahh... hhmm... ooouuhh!".

Tiba-tiba tubuh Om Angga menggejang kaku dan kemudian… cret... crett... crett… air mani/spermanya keluar tepat di dalam Memekku. Tangannya dengan lembut mengelus-elus pahaku.

"Aahh...", Om Angga mendesah panjang dan kemudian menarik napas lega.

Setelah itu kami tergolek lemas sambil mengatur napas kami yang masih agak memburu sewaktu mendaki puncak kenikmatan tadi. Dipandanginya wajahku yang masih berpeluh untuk kemudian disekanya. Dikecupnya lembut bibirku dan tersenyum.

"Terima kasih sayang...", bisik Om Angga dengan mesra. Dan akhirnya aku yang sudah amat terlena terlelap di pelukan Om Angga.

Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang. Perasaan-perasaan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Om Angga telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi. Memang kalau diingat-ingat sebenarnya nikmat juga sih. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Om Angga, tentu saja aku malu mengatakannya. Aku hanya pura-pura ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya Om Angga menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu. Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertama kalinya aku merasakan kenikmatan hubungan seks Om Angga.

TAMAT

--------------------------------------------------------------------------

Bagi yg ingin berkenalan dgn saya silahkan e-mail
di iheartsex.angga@gmail.com

Yossi, disetubuhi Tetangga

Aku adalah anak kedua. Ibuku adalah seorang wanita yang disiplin dan agak keras sedangkan ayahku kebalikannya bahkan bisa dikatakan bahwa ayah di bawah bendera ibu. Bisa dikatakan ibulah yang lebih mengatur segala-galanya dalam keluarga. Namun, walaupun ibu keras, di luar rumah aku termasuk cewek yang patuh dan termasuk pintar di sekolah, Tapi suatu saat, pada saat aku duduk di kelas 1 SMA, ibuku pergi mengunjungi oma yang sakit di kampung. Dia akan tinggal di sana selama 2 minggu. Hatiku bersorak. Aku akan bisa bebas di rumah. Tak akan ada yang memaksa-maksa untuk belajar. Aku juga bebas pulang sore. Kalau Ayah, yah.. dia selalu kerja sampai hampir malam.

Pulang sekolah, aku mengajak pacarku ke rumah. Aku sudah beberapa kali mengadakan hubungan kelamin dengannya. Tetapi hubungan tersebut tidak pernah betul-betul nikmat. Selalu dilakukan buru-buru sehingga aku tidak pernah orgasme. Aku penasaran, bagaimana sih nikmatnya orgasme?

Singkat cerita, aku dan pacarku sudah berada di ruang tengah. Kami merasa bebas. Jam masih menunjukkan angka 3:00 sedangkan ayah selalu pulang pukul enam lewat. So, cukup waktu untuk memuaskan berahi. Kami duduk di sofa. Pacarku dengan segera melumat bibirku. Kurasakan hangatnya bibirnya. "Ah.." kurangkul tanganku ke lehernya. Ciumannya semakin dalam. Kini lidahnya yang mempermainkan lidahku. Tangannya pun mulai bermain di kedua buah dadaku. Aku benar-benar terangsang. Aku sudah bisa merasakan bahwa Memekku sudah mulai basah. Segera kujulurkan tanganku ke perut bawahnya. Aku merasakan bahwa Titit pacarku itu sudah Bangun, bengkak dan keras. Kucoba membuka reitsleting celananya tapi agak susah. Dengan segera Pacarku membantu membukakannya untukku. Bagai tak ingin membuang waktu, secara bersamaan, aku pun membuka kemeja sekolahku sekaligus Bra-ku tapi tanpa mengalihkan perhatianku pada Pacarku. Kulihat segera sesudah Celana dalam Pacarku lepas, Tititya sudah tegang, siap berperang.

Kami berpelukan lagi. Kali ini, tanganku bebas memegang Tititnya. Tidak begitu besar, tapi cukup keras dan berdiri dengan tegangnya. Kuelus-elus sejenak. Kedua telurnya yang dibungkus kulit yang sangat lembut, sungguh menimbulkan sensasi tersendiri saat kuraba dengan lembut. Tititnya kemerah-merahan, dengan kepala seperti topi baja. Di ujungnya berlubang. Kukuakkan lubang kecil itu, lalu kujulurkan ujung lidahku ke dalam. Pacarku mendesah kegelian. Expresi wajahnya membuatku semakin bergairah. "Ah.." kumasukkan saja Tititnya itu ke mulutku. Pacarku melepaskan celana dalamku lalu mempermainkan Memekku dengan jarinya. Terasa sentuhan jarinya diantara alur bibir Memekku. Dikilik-kiliknya itil/klitorisku. Aku makin bernafsu. Kuhisap Tititnya. Kujilati kepala Tititnya, sambil tanganku mempermainkan telurnya dengan lembut. Kadang kuemut kulit telurnya dengan lembut.

"Yoss, pindah di lantai saja yuk, lebih bebas!"
Tanpa menunggu jawabanku, dia sudah menggendongku dan membaringkanku di lantai berkarpet tebal dan bersih. Dibukanya rok abu-abuku, yang tinggal satu-satunya melekat di tubuhku, demikian juga kemejanya. Sekarang aku dan dia betul-betul bugil. Aku makin menyukai suasana ini. Kutunggu, apa yang akan dilakukannya selanjutnya. Ternyata Pacarku naik ke atas tubuhku dengan posisi terbalik, 69. Dikangkangkannya pahaku. Selanjutnya yang kurasakan adalah jilatan-jilatan lidahnya yang dibasahi air ludahnya dan hangat di permukaan Memekku. Bukan itu saja, itil/klitorisku dihisapnya, sesekali lidahnya dimasukkan ke lubang Memekku. Sementara batang Tititnya tetap kuhisap. Aku sudah tidak tahan lagi.

"Yang, ayo masukin saja."
"Sebentar lagi Yoss."
"Ah.. aku nggak tahan lagi, aku mau Tititmu, please!"
Pacarku memutar haluan. Digosok-gosokannya kepala Tititnya sebentar lalu.. "Bless.." Tititnya itu masuk dengan mantap. Tak perlu diolesi ludah untuk memperlancar, Memekku sudah basah banget. Amboy, nikmat sekali. Disodok-sodok, maju mundur.. maju mundur. Aku tidak tinggal diam. Kugoyang-goyang juga pinggulku. Kadang kakiku kulingkarkan ke pinggangnya.

Tiba-tiba, "Ah.. aku keluar.." Dicabutnya Tititnya dan Air mani/spermanya berceceran di atas perutku.
"Shit! Sama saja, aku belum puas, dia sudah muntah/keluar," rungutku dalam hati.
Tapi aku berpikir, "Ah, tak mengapa, babak kedua pasti ada."
Dugaanku meleset. Pacarku berpakaian.
"Yoss, sorry yah.. aku baru ingat. Hari ini rupanya aku harus latihan band, udah agak telat nih," dia berpakaian dengan buru-buru. Aku betul-betul kecewa.
"Kurang ajar anak ini. Dasar egois, emangnya aku lonte, cuman memuaskan kamu saja."
Aku betul-betul kecewa dan berjanji dalam hati tak akan mau main lagi dengannya. Karena kesal, kubiarkan dia pergi. Aku berbaring saja di sofa, tanpa mempedulikan kepergiannya, bahkan aku berbaring dengan membelakanginya, wajahku kuarahkan ke sandaran sofa.

Kemudian aku mendengar suara langkah mendekat.
"Ngapain lagi si kurang ajar ini kembali," pikirku. Tapi aku memasang gaya cuek. Kurasakan pundakku dicolek. Aku tetap cuek.
"Yossi!"
Oh.. ini bukan suara Pacarku. Aku bagai disambar petir melihat Angga tetangga yang beda beberapa rumah dari rumahku pada saat itu Aku masih telanjang bulat.
"Angga!" aku sungguh-sungguh ketakutan, malu, cemas, pokoknya hampir mati.
"Dasar bedebah, rupanya kamu sudah biasa main begituan yah. Jangan membantah. Angga lihat kamu bersetubuh dengan lelaki itu. Biar kamu tahu, ini harus dilaporkan sama ibumu."
Aku makin ketakutan, kupeluk lutut Angga tetanggaku, "Yah.. jangan Ga, aku mau dihukum apa saja, asal jangan diberitahu sama orang lain terutama Mama," aku menangis memohon.

Tiba-tiba, Angga mengangkatku ke sofa. Kulihat wajahnya makin melembut.
"Yossi, Angga tahu kamu tidak puas barusan. Waktu Angga lihat, Angga dengar suara-suara desahan aneh, jadi Angga jalan pelan-pelan saja, dan Angga lihat dari balik pintu, kamu sedang dientoti lelaki itu, jadi Angga intip aja sampai siap mainnya."
Aku diam aja tak menyahut.
"Yossi, kalau kamu mau Angga bisa puasin kamu, maka rahasiamu tak akan terbongkar."
"Sungguh?"
Angga tak menjawab, tapi mulutnya sudah mencium Buah dadaku. Dijilatinya permukaan payudaraku, diemuttnya pelan-pelan putingku. Sementara tangannya sudah menjelajahi bagian Memekku yang masih basah. Angga segera membuka bajunya. Langsung seluruhnya. Aku terkejut. Kulihat Titit Angga tetanggaku jauh lebih besar, jauh lebih panjang dari Titit Pacarku. Tak tahu aku berapa ukurannya, yang jelas panjang, besar, mendongak, keras, coklat, berurat, berbulu lebat. Bahkan antara pusat dan kemaluannya juga berbulu halus. Beda benar dengan Pacarku. Melihat ini saja aku sudah berdebar ingin merasakan Tititnya aku emut dan masuk dalam lubang memekku.

Kemudian Aku didudukkannya di sofa. Pahaku dibukanya lebar-lebar. Dia berlutut di hadapanku lalu kepalanya berada diantara kedua pangkal pahaku. Tiba-tiba lidah hangat sudah jilatin ke dalam Memekku. Aduh, lidah Angga tetanggaku menjilati Memekku. Dia menjilat lebih lihai, lebih lembut. Jilatannya dari bawah ke atas berulang-ulang. Kadang hanya itil/klitorisku saja yang dijilatinya. Dihisapinya, bahkan dicongkel - congkel kecil. Dijilati lagi. Dijilati lagi. "Oh.. oh.. enak, Yah di situ Yah, enak, nikmat Ga," tanpa sadar, aku tidak malu lagi mendesah jorok begitu di hadapan Angga tetanggaku. Angga "memainkan" Memekku cukup lama. Tiba-tiba, aku merasakan nikmat yang sangat dahsyat, ada sesuatu yang keluar dari memekku yang tak pernah aku rasakan sebelumnya.

"Oh.. begini rupanya orgasme, nikmatnya," aku tiba-tiba merasa lemas. Angga mungkin tahu kalau aku sudah orgasme, maka dihentikannya menjilat lubang kewanitaanku. Kini dia berdiri, tepat di hadapan hidungku, Tititnya yang besar itu menengadah. Dengan posisi, Angga berdiri dan aku duduk di sofa, kumasukkan batang Titit Angga tetanggaku ke mulutku. Kuhisap, kujilat dan kuemut pelan. Kusedot dan kuhisap lagi. Begitu kumainkan Tititnya berulang-ulang. Angga ikut menggoyangkan pinggulnya, sehingga batang Tititnya terkadang masuk terlalu dalam, sehingga bisa kurasakan kepala Tititnya menyentuh kerongkonganku. Aku kembali sangat bergairah merasakan keras dan besarnya batang itu di dalam mulutku. Aku ingin segera Titit Angga memasuki lubang memekku, tapi aku malu memintanya. Lubang Memekku sudah betul-betul ingin "menelan" batang Titit Anggayang besar dan panjang.

Tiba-tiba Angga menyuruhku berdiri.
"Mau main berdiri ini," pikirku.
Rupanya tidak. Angga berbaring di sofa dan mengangkatku ke atasnya.
"Masukkan Yoss!" ujar Angga kepadaku.
Kuraih Tititnya itu lalu kuarahkan ke Memekku. Ah.. sedikit agak susah untuk memasukannya, tapi Angga menyodokkan pinggulnya ke depan.
"Aaaah...., Angga."
Lalu berhenti sejenak, tapi Tititnya itu sudah tenggelam setengah akibat sodokan Angga tadi. Kugoyang pinggulku maju-mundur secara perlahan. Dengan perlahan pula Tititnya itu semakin masuk dan semakin masuk. Ajaibnya semakin masuk, semakin nikmat. Lubang Memekku betul-betul terasa penuh. Nikmat rasanya. Karena dikuasai Hasrat, rasa maluku sudah hilang. Kusetubuhi Angga tetanggaku dengan Hasrta yang bergelora. Ekspresi Angga tetanggaku itu makin menambah Gairahku. Remasan tangan Angga di kedua payudaraku semakin menimbulkan rasa nikmat. Kogoyang pinggulku maju-mundur dengan irama cepat.

Tiba-tiba, aku mau orgasme, tapi Angga berkata, "Stop! Kita ganti posisi. Kamu nungging dulu."
"Mau apa ini?" pikirku.
Tiba-tiba kurasakan gesekan kepala Tititnya di permukaan lubangku kemudian.. "Bless.." batang itu masuk ke lubang Memekku. Yang begini belum pernah kurasakan. Pacarku tak pernah memperlakukanku begini, lelaki yang mengambil keperawananku. Tapi yang begini ini rasanya nikmatnya selangit. Tak terkatakan nikmatnya. Hujaman-hujaman Titit Angga itu terasa menyentuh seluruh dinding liang kewanitaanku, bahkan hantaman kepala Titit Angga itupun terasa membentur dasar Memekku, yang membuatku merasa semakin nikmat. Kurasakan sodokan Angga makin keras dan makin cepat. Perasaan yang kudapat pun makin lama makin nikmat. Makin nikmat, makin nikmat, dan makin nikmat.

Tiba-tiba, "Auh..oh.. oh..!" kenikmatan itu meledak. Aku orgasme untuk yang kedua kalinya. Hentakan Angga makin cepat saja, tiba-tiba kudengar desahan panjangnya. Seiring dengan itu Tititnya dicabut dari lubang Memekku. Dengan gerakan cepat, Angga sudah berada di depanku. Disodorkannya Tititnya ke mulutku. Dengan cepat kuraih, kukulum dan kumaju-mundurkan mulutku dengan cepat. Tiba-tiba kurasakan semburan air mani/sperma hangat di dalam mulutku. Aku tak peduli. Terus kuhisap dan kuhisap. Airmani/sperma tertelan olehku, dan aku telan semua tanpa tersisa sedikitpun, lalu. Lalu Angga memelukku dan menciumku dengan lembut dibibirku, "Yossi, Angga Cinta dan sayang kamu." Aku tak menjawab. Sebagai jawaban, aku menggelayut dalam pelukan Angga tetanggaku. Yang jelas aku pasti mau. Dengan pacarku aku tak pernah merasakan orgasme. Dengan Angga, sekali main orgasme dua kali. Siapa yang mau menolak?

Sesudah itu asal ada kesempatan, kami melakukannya lagi. Sementara mama masih sering marah, dengan nada tinggi, berusaha mengajarkan disiplin. Biasanya aku diam saja, pura-pura patuh. Yang terpenting adalah, Angga tetanggaku itu, sering kugeluti dan kunikmati. Beginilah kisah permainanku dengan Angga tetanggaku yang pendiam, tetapi sangat pintar di atas ranjang, yang sekarang menjadi tambatan Hatiku selamanya.

Sabtu, 14 Juli 2007

Rani dan Dewi

Perjaka gue ilang pertama kali pas umur gue 13 th !! ( gue kls 1 SMP) , bener-bener pengalaman yang paling hot buat gue ampe sekarang ( langsung ngentot ama 2 orang !!)
ceritanya gini :

Pas waktu itu gue punya 2 orang pembantu yang kerja di rumah gue namanya Rani dan Dewi , kira-kira umurnya (waktu itu..) si Rani 18 th dan si Dewi 16 th !! mereka berdua udah janda , dan seinget gue bodi mereka bener-bener 'hot' dengan susu dan bokong yang montok + kulit yang bersih.( gue tau soalnya gue pernah ngintipin mereka mandi !!) Gue anak tunggal dan Bokap-Nyokap gue sering ke luar kota buat bisnis...

Pas waktu itu gue lagi demen-demennya nonton film bokep dan baca stensilan, jadi biar baru kelas 1 SMP gue udah tau gimana caranya ngentot dan gue sebenernya ngebet banget buat ngentot sayang gue nggak berani.

Suatu hari pas rumah lagi kosong dan kebetulan badan gue pegel semua gara-gara abis sepakbola,gue panggil si Rani buat mijitin badan gua....tengah-tengah dipijit tiba-tiba gue kepikir buat nyetel bokep..trus gue setel jadi gue dipijit sampil nonton. gue liatin si Rani senyam-senyum ngeliat adegan di Bokep itu...ngeliatin gitu kontol gue jadi ngaceng banget,tapi gue diem aja sambil ngelus-ngelus kontol gue. tau-tau si Rani bilang," Mas saru ah nonton film ginian...", "Saru gimana..? Tapi enak kan...kamu kan udah pernah,ajarin gue dong..."jawab gue. dianya cuma senyum sambil bilang , " ah simas nakal...begituan kan buat 17 taun keatas.." makin lama gue makin ngaceng...akhirnya gue keluarin kontol gue yang belum berjembut dari celana gue , dan gue kocok sendiri...tiba-tiba kontol gue mulai dipegang ama si rani dan dikocokin pelan-pelan wahhh rasanya luar biasa...trus pelan-pellan gue pegang juga toketnya wah udah tegang.

Langsung aja gue remes dan gue isep pentilnya , si rani mulai menggelinjang keenakan..udah gitu mulai gua gerayangin memeknya yang basah tiba-tiba gue ngerasa kontol gue basah ternyata gue disepong ama si rani....pasrah deh...gak lama..karena gue gak tahan gue langsung lompat dan masukin kontol gue ke memeknya.....rasanya anget dan licin...nikmat bener dan dia terus-terusan mengaduh keenakan...enak-eneknya ngentot tau-tau pintu kamar gue dibuka, gue kaget,ternyata si dewi yang buka dia melongo ngeliat gua ngentotin si rani...........trus gue tarik dia sekalian gue telanjangin 1/2 maksa , sambil ditenangin dan diciumin si rani akhirnya dia diem juga...memek dewi diisepin si rani sementara gue suruh dewi sepong kontol gue, abis itu baru gue entot si dewi , ternyata memeknya lebih enak dari punya dewi , lebih seret , baru 10 menit ngentot gue ngerasa mau keluar , trus gue bilang...ama si rani kontol gue dicabut trus disepongin berdua ama si dewi, gue keluarin mani gue di dalem mulut mereka gilee luar biasa rasanya......abis itu kita bertiga ama-ama lemes.

Sejak itu tiap ada kesempatan dengan salah satu dari mereka , pasti gue sempetin minta disepong,ngentot atau minimal dikocokin ama mereka ( gue agak hiper) gak peduli itu di dapur,setrikaan atau di ruang makan. sekarang gue udah prof masalah ngentot dan mereka juga udah cabut entah kemana....thank's to them for giving me an unforgetable memory ever.....

TAMAT

Les privat

Fanny Damayanti, adalah seorang gadis dengan wajah cantik, alis matanya melengkung, dan mata indah serta jernih, dilindungi oleh bulu mata lentik, hidung mancung serasi melengkapi kecantikannya, ditambah dengan bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya. Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik, kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah dan seksi. Dia tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.

Seminggu yang lalu Fanny mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumahku. Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum. Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer. Sebuah lukisan yang indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik sehingga terasa nyaman.

Rumahku memang terkesan romantis dengan terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Fanny sedang mengerjakan tugas yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Fanny berusaha menggapai ke bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku yang telah lebih dulu mengambilnya. Fanny kaget melihat ke arahku yang sedang tersenyum padanya. Fanny berusaha tersenyum, saat tangan kirinya kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.

Aku sebagai orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku berkata, "Fan, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu". Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar Fanny mencubit pahaku sambil tersenyum senang.

"Udah punya pacar Fan?", godaku sambil menatap Fanny.
"Belum, Kak!", jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu merah.
"Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar", lanjutku.
"Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper", komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
"Ohh!", aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil minuman kaleng dari dalam kulkas.
"Minum Coca Cola apa Fanta, Fan?", lanjutku.
"Apa ya! Coca Cola aja deh Kak", sahutnya sambil terus bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri tubuh Fanny yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini, badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku sambil tersenyum sendiri.

"Sudah Kak", suara Fanny mengagetkan lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
"Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Fan ", pujiku dan membuat Fanny tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.
Aku yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa sadar bergeser semakin dekat padaku.

Pujian tadi membuatnya tidak dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga instingku mengatakan hatinya agak tergetar.

"Kamu bisa ngerti yang baru kakak jelaskan Fan", kataku sambil melihat wajah Fanny lewat sudut mata.
Fanny tersentak dari lamunannya dan menggeleng, "Belum, ulang dong Kak!", sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan lembut.

Fanny semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.

Dia berusaha melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin diperhatikan, Fanny mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.

Selesai menerangkan aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku, akhirnya Fanny menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.

"Kamu sakit?", tanyaku berbasa basi. Fanny menggelengkan kepala, tapi tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Fanny diam saja karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan kirinya.

Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, "Kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Fan", gumamku lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Fanny ternyata tak kuasa untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, "Ahh..", Fanny mendesah kecil tanpa disadari.

Aku sadar gadis ini mulai menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Fanny merasa angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus menikmati belaian-belaian lembut itu.

"Kamu memang sangat cantik dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!", kataku merayu.
Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut, perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri semua kejadian itu.

"Ja.., jangan Kak", pintanya untuk menolak. Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya dikulum dan dicium bibir laki-laki.

Jantung di dadanya berdegup makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya melambung. "Uuhh..!", hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman dan kuluman-kuluman hangatku.

"Aaahh..", dia mendesah merasakan remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan tersendiri baginya.
"Dadamu sangat indah Fan", sebuah pujian yang membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai menegang.

"Aaahh", Fanny mendesah kembali dan pahanya bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan memeknya mulai basah oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu membuat memeknya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan lembut di atas buah dadanya.

Saat tanganku mulai membuka kancing baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya.
"Jangan nanti dilihat orang", pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup bra warna putih.

Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.

"Auuuhh", bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya yang putih mulus. "Aaaahh", dia makin mendesah dan merasakan kegelian lain yang lebih nikmat.

Aku semakin senang dengan bau wangi di tubuhnya. "Tubuhmu wangi sekali", kembali rayuan itu membuatnya makin besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka. Fanny sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut, membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri dadanya.

"Uhh.!", tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa dan menari lembut di atas perutnya. "Auuuhh" membuatnya menggelinjang nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara serdaduku terasa makin tegang.

Dia mulai menarik kepalaku ke atas dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan mencium bibirnya. "Ooohh", terdengar desah Fanny yang semakin terlena dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra putih yang lembut.

Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan perasaan gadis itu, kuperlakukan Fanny dengan halus, lembut, dan tidak terburu-buru, hal ini membuat Fanny makin penasaran dan makin bernafsu, mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke belakang, dan membuka kancing branya.

Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
"Aaahh.. Uuuhh. ooohh", Fanny menggelinjang gelinjang geli dan nikmat, jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.

Ujung jariku mulai mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan sangat hati-hati. "Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh". Fanny mulai menunjukkan tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus dadaku, sementara birahinya makin memuncak. "Ngghh.. ", memeknya yang basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Fanny menurut ketika badannya diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu dilempar ke samping tempat tidur.

Sekarang tubuh bagian atasnya tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya, belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang tergolek pasrah di depanku ini.

Aku mulai mengulum buah dada gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal. Diperlakukan seperti itu Fanny menggelinjang, "Ahh.. uuuhh.. aaahh". Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut, tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri dan mengeras.

"Aaahh..!", dia merintih geli dan makin mendekap kepalaku, memeknya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin memuncak. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh", rintihnya makin panjang. Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.

Kembali ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Fanny akan membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. "Geli.. ahh.. ohh!"
Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan dihisap lembut. "Uuuhh.!", dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan membuat memeknya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
"Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh", dia merintih rintih dan menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya tersingkap.

Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap. Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana dalam putih yang membasah, Aku merasakan birahi Fanny semakin memuncak. Aku terus mempermainkan buah dada gadis itu.
"Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh", terdengar gadis itu merintih panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Fanny tidak peduli dengan tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya bertekuk lutut, menyerah.

"Jangan Kak.. aahh", tapi aku tidak peduli, bahkan kemudian Fanny malah membantu menurunkan roknya sendiri dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.

"Uuuhh", ketika membalikkan badan, Fanny melihat sesuatu yang menonjol di balik celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. "Aaahh". Fanny mulai merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. "Ahh..", dia diam saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Fanny sejenak mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia kaget dan menarik tangannya.

"Aaahh", Fanny tak kuberikan kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada. memeknya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin memuncak. "Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh", sambil terus memainkan buah dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya yang putih mulus yang masih tertutup celana dalam. Tanpa disadarinya, karena nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan mengusap-usap lembut bawah pusar yang belum ditumbuhi rambut, pangkal paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.

"Teruuuss.. aaahh.. uuuhh", karena geli dan nikmat Fanny mulai membuka kakinya, jari-jari Angga yang nakal mulai menyusup dan mengelus memeknya dari bagian luar celana dalamnya, birahinya memuncak sampai kepala.
"Ahh.. terus.. ahh.. ohh", gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih rintih. Melihat Fanny menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan lembut memeknya yang basah lembut dan hangat. Fanny makin menggelinjang dan birahinya makin membara. "Ahh.. teruusss ooh", Fanny merintih rintih kenikmatan.

Aku tahu gadis itu hampir mencapai puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Fanny membiarkannya, sudah tidak peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu terlepas tanpa halangan.

Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang sangat bagus itu dihiasi garis lurus yang polos dan bersih. memeknya tampak kemerahan dan basah dengan puting memek mungil di tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak sambil terus mengelus bibir memek makin membanjir. "Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh".

memek yang basah terasa geli dan gatal, nikmat sampai ujung kepala. "Kak.. aahh", Fanny tak tahan lagi dan tangannya menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat dan panjang itu. Fanny tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi gerakanku.

Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.

Sekarang kami tidak memakai penutup sama sekali. Fanny kagum sampai mulutnya menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Memeknya pasti sudah sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan, kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.

Sejenak aku tertegun melihat memek yang bersih kemerahan dan polos, lubang memeknya tampak masih tertutup selaput perawan dengan lubang kecil di tengahnya.

Fanny hanya tertegun saat aku berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir memeknya kulakukan dengan hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. "Kak.. ahh, terus ssts.. ahh.. uhh", birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa kesemutan, dipegangnya serdaduku. "Ahh" terasa hangat dan kencang.

"Kak.. ahh!", dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing serdaduku ke lubang memeknya, dia mulai menginginkan serdaduku menyerang ke lubang dan merojok memeknya yang terasa sangat geli dan gatal. "Uuuhh.. aaahh", tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. "Ooohh Kak masukkan ahh", gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh kenikmatan.

Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut itu menyusuri bibir memeknya.
"Ooohh Kak masukkan aaahh", di sela rintihan nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus selaput daranya, Sreetts "aaahhhh.. aahh", tangannya mencengkeram bahuku. Dengan begitu, Fanny hanya merasa lubang memeknya seperti digigit nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus serdaduku yang besar dan keras. Tititku yang terpercik darah perawan bercampur lendir memeknya terus masuk perlahan sampai setengahnya, ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. "Ahh", dia merintih kenikmatan.

Aku tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang memek yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Tititku itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets "Ohh..", kali ini tidak ada rasa sakit, Fanny hanya merasakan geli saat dirasakan tititku itu keluar masuk merogoh memeknya. Fanny menggelinjang dan mengimbangi gerakan dan mendekap pinggangnya.

"Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh", Tititku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, "Aaahh", masuk lagi. "Ahh, terus... ahh.. uhh", lubang memek itu makin lama makin mengembang, hingga Tititku itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya beberapa kali. Fanny merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala, perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan mengejang, dan tak tertahankan lagi. "Aaahh, ooohh, aaahh" memeknya berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme, kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.

Melihat Fanny sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang memek Fanny, "Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh", Fanny merintih dan merasakan nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan mengejang, begitu juga denganku.
"Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!", kami merintih rintih panjang menuju puncak kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa Tititku dan memeknya Fanny menyemburkan air mani hangat ke dalam memek gadis itu yang masih berdenyut nikmat.

Aku mengeluarkan tititku yang terpercik darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Fanny dan memeluknya supaya Fanny merasa aman, dia tampak merasa sangat puas dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan.
"Bagaimana kalau Fanny hamil Kak", katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.
Sesaat kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Fanny tidak mungkin hamil, karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa kekentalan lendir yang keluar dari memek dan siklus menstruasinya.

Fanny semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.

Bangun tidur, Fanny membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya. Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih berbaring di tempat tidur.


TAMAT

Bercinta di kelas

Namaku Angga, panggilannya Angga. Cerita ini setahun lalu, waktu aku masih kelas 2 SMU (sekarang kelas 3). Dalam soal sex, aku mengenal diri sendiri sebagai orang yang nafsu besar dan suka nekat demi kepuasan sex saya sendiri.

Aku sering mengintip cewek-cewek sekolahku yang sexy sambil onani, nafsuin, dan sebagainya dari berbagai tempat sepulang sekolah. Misalnya, mengintip cewek-cewek cheerleaders kalau sedang latihan dari jendela kelas di tingkat dua. Pernah juga nekat bersembunyi di dalam WC cewek (untungnya saja tempatnya bersih) dan mengintip paha–paha ataupun celana dalam cewek-cewek dari kolong pintu yang sedang ganti baju olahraga, habis pipis, dan lain-lain. Bahkan tidak hanya siswi-siswi saja yang jadi 'korban' pelampiasan sex, guru-guru wanita yang nafsuin, cantik, sexy dan sebagainya juga pernah.

Seperti telah dibilang tadi, waktu saya kelas 2, di kelas ada seorang cewek cantik, namanya Vina. Tapi tidak seperti biasanya, nafsu tidak bergejolak, hanya biasa-biasa saja. Malah, yang ada aku justru jatuh cinta sama dia. Dan kayaknya sih dia juga. Tidak hanya itu, anak-anak juga sering meledek ataupun mencomblangkan aku sama dia.

Pada awalnya saat aku melihat tingkah laku dan ekspresi wajahnya, aku menilai dia sebagai cewek yang bukan nafsu besar. Vina memang tidak sexy, badannya tidak berisi-berisi banget. Pantatnya juga tidak bahenol. Dadanya juga mungkin kurang sedikit dari 34. Tapi kulit putihnya, pahanya yang sering kelihatan dan leher seragamnya yang suka kendor membuat nafsuku jadi lama-lama bergejolak. Model rambutnya sangat kusuka. Ikal, belah tengah agak ke pinggir, dan berwarna hitam kebiruan/blue black. Tapi, pikiranku tertutup oleh Ja-Im (jaga image) di depan dia, dan berpikir nanti saja kalau sudah jadian saja baru bisa ngapa-ngapain.

Suatu hari, aku menjalankan niat nekatku seperti biasa. Pertama aku bersembunyi di WC kamar mandi cewek. Aku tahu pada hari itu cewek-cewek cheer mau gladi resik, jadi sekalian memakai seragam lomba yang tentunya sedikit terbuka (sudah gitu ditambah pula cewek-ceweknya sexy-sexy lagi). Yang kulihat waktu itu adalah beragam model celana dalam yang beberapa menyelip di belahan pantat, mulai dari yang putih polos, polkadot, biru, dan lain-lain.

Barang yang di bawah segera berdiri tegak, dan aku mencoba membuka retsleting perlahan. Setelah beberapa saat aku mulai onani, tiba-tiba ada cewek yang masuk ke WC, lalu ngobrol-ngobrol sama cewek-cewek cheers itu. Dan ketika kulihat sepatunya, ternyata Vina. Dia lalu sedikit membetulkan rok abu-abunya, kemudian mengangkat kedua kakinya bergantian ke tembok untuk membetulkan tali sepatu. Saat itu kulihat jelas paha mulusnya yang putih bersih. Betapa kencangnya tititku waktu itu. Tapi sebelum aku bisa mengeluarkan spermaku, cewek-cewek sudah pergi semua. Akhirnya aku mengambil tempat lainnya itu dari kelas. Aku mengintip dan melanjutkan onani sambil duduk di kursi dekat jendela. Fuuhhh.., cheers itu sexy-sexy sekali.

Tidak lama, tiba-tiba ada seseorang yang lewat di depan kelasku yang sepertinya adalah cewek. Tiba-tiba lagi, belum sempat aku membetulkan celana, cewek tersebut masuk kelasku. Ternyata si Vina..! Kagetku tidak dapat dideskripsikan dengan kata-kata ataupun tulisan dengan bahasa apapun. Maluku juga bernasib sama. Cat merah pun mungkin masih kalah merah dibanding wajahku.

Vina lalu setengah berteriak, "Yaampuuunnn.., si Anggaaa.. ngapain kamuuu..?" (Vina kalau ngomong denganku pakai aku-kamu).
Vina melihatku dengan setengah senyum malu-malu. Bibirnya yang tersenyum dia tutupi dengan kedua telapak tangannya seperti orang menyembah.
Dengan terbata-bata aku berbicara, "Eehh.., Vin.., ini..."
Dia langsung memotong omongan gagapku itu, kembali dengan ekspresi senyuman, "Hahaa.., dasar..! Sini dong bantuin nyariin buku LKS-LKS yang ketinggalan..."
Sejenak aku justru bingung. Vina yang sudah melihatku setengah bugil bawah kok biasa-biasa saja, dan malah minta tolong mencarikan buku lagi..? Pikirku, ya sudahlah.., semoga saja dia tidak 'ember' (cerita-cerita sama orang lain). Dengan pura-pura tidak ada apa-apa, aku langsung menghampirinya dan membuka serta mencari-cari di lemari kelas. Vina berdiri di dekatku sambil membungkuk. Waktu aku sedang mencari-cari buku, aku menyadari kalau Vina memperhatikan aku.
Saat kulihati dia, dan kutanya, "Kenapa, Vin..?", dia hanya menjawab, "Ehem.., Ooh.., enggaaak..." dengan nada manja.

Lalu sekilas kulihat leher seragamnya agak turun, sehingga buah dadanya yang terbalut bra terlihat. Memang sih tidak besar dan tidak kecil, tapi dapat membuat nafsuku bangkit. Lalu kuteruskan lagi mencari buku-bukunya. Tahu-tahu, Vina mendekatkan wajahnya ke pipi kananku, dan menciumnya lembut. Akibatnya, bulu kudukku jadi merinding. Apalagi ditambah ciuman Vina merambat sampai ke daerah kuping.

Aku setengah berbisik, "Vin..," dia malah meneruskan ciumannya ke bibirku.
Tanpa pikir panjang, kuterima dan kubalas ciumannya. Tidak mau kalah. Vina lalu melingkari kedua tangannya di leherku. Aku pun memeluk badan pinggangnya sambil sekali-sekali kuelus pantatnya. Vina memulai ciuman lidahnya. Kubalas lagi, kutabrak-tabrakkan lidahnya di dalam mulutku itu dengan lidahku. Ternyata diam-diam Vina nafsuan juga. Aku mencoba menyelipkan salah satu tanganku ke balik kemeja seragamnya yang sudah keluar. Punggungnya benar-benar enak dielus.

Ciumanku sudah lumayan lama. Vina nampak menikmati mengulum-ngulum lidahku. Kemudian, Vina membuka kemejanya sendiri dan kemejaku juga. Untung saja waktu itu aku kebetulan tidak memakai kaos dalam, jadi tidak terlalu repot-repot. Vina lalu mencopot bra-nya, modelnya yang tidak memakai tali. Saat sepintas kulihat, payudaranya nampak kencang dan sedikit membesar, mungkin ereksinya cewek. Apalagi saat kuraba-raba, terasa sekali betapa kencangnya payudara Vina. Putingnya berwarna merah muda.

Masih dalam posisi berdiri, kuturunkan kepalaku dan kuelus payudara indahnya itu dengan lidahku. Sekelilingnya kubasahi dan kujilati kembali. Vina menikmati jilatan lidahku ke payudaranya. Ia meresponnya dengan, "Aahhh.., uughhh..," dan dengan sedikit jambakan ke rambutku. Tidak berapa lama setelah menghisap 'pepaya bangkok', Vina menuntunku untuk duduk di kursi, dan dia melucuti celana abu-abu dan celana dalamku. Vina ingin 'spongky-spongky' (oral seks/alias jilat titit).

Sebelum mulai, Vina sempat mengocok-ngocok sedikit sambil mendesah, "Aghh.., ahh..,"
Kini aku tahu bagaimana rasanya apa yang banyak orang bilang seperti terkena getaran atau sengatan listrik. Barangku langsung ereksi sekeras-kerasnya. Vina mulai pelan-pelan memasukkan tititku ke mulutnya, agak malu-malu.

Saat bibirnya mengenai ujung Tititku itu, aku langsung refleks mendongak ke atas, kedua tanganku mencengkeram pinggir meja dan kursi dengan keras. Namun, setelah beberapa lama Vina naik turun menghisapi tititku, sudah mulai biasa. Ternyata nikmat sekali. Vina juga sekali-sekali menjilati sekeliling tititku, dan kemudian lanjut menghisap. Saat itu mungkin itulah ereksi terbesar dan terkerasku selama ini, dan juga mungkin terpanjang.

Vina memegang pangkal batang tititku dengan keras. Vina yang kadang mengelus bulu testisku dan menjilatinya membuatku sangat geli namun bukan geli untuk tertawa, melainkan geli nikmat. Selama kegiatan sex itu, aku dan Vina tidak mengeluarkan dialog apa-apa kecuali hanya mendesah, "Aghg.. ehhh..." dan desahan-desahan lainnya.

Tidak lama kemudian, Vina tidak mendudukiku, tapi ia justru berjongkok dan mulai meng-onani-kan aku. Sejenak aku berpikir mungkin ia belum mau perawannya hilang. Tetap saja pada akhirnya aku tidak perduli. Aku menerima kocokannya yang ternyata lebih enak daripada kocokanku sendiri. Apalagi bila kocokan tangannya mengenai pangkal kepala tititku, wuiihhh.., mungkin seperti listrik ratusan volt. Mungkin karena nafsuku yang sangat besar, orgasme-ku sedikit lagi tercapai.

Aku langsung menyuruh Vina bersiap-siap, meskipun untuk ngomong pun susah karena desahan, "Vin.., ehh... hhh... bentar lagi.."
Vina tidak menjawab. Namun dia sudah siap membuka rongga mulutnya di depan kemaluanku.
Lalu, "Crooottt..!" akhirnya aku ejakulasi.
Setelah beberapa semprotan, aku sempat berhenti beberapa detik, dan kuangkat badan Vina. Aku bermaksud untuk menyiram spermaku tidak hanya di wajahnya saja, namun di payudaranya juga (seperti di film-film biru).

Akhirnya setelah kutahan, kuteruskan siraman air maniku itu ke dadanya, meskipun tinggal beberapa semprotan. Vina kemudian terdiam sejenak. Dia menghempaskan kelelahannya. Sambil melihati dadanya yang tersiram mani, ia juga mengelap wajahnya yang lebih penuh dengan cairan hangat putih kental dengan telapak tangannya.

Vina lalu berkata, "Iiihh.., Angga banyak amat siihh..!" sambil tersenyum.
Kemudian ia mengambil handuk kecil yang sering ia bawa dari tasnya, dan lanjut membersihkan maniku lagi. Setelah itu, ia yang masih telanjang bulat menduduki pahaku sambil melingkari tangannya di leherku.
Lalu ia berkata, "Angga.., yang ini (sambil menunjuk ke selangkangangannya) jangan dulu yah.., kalo mau kayak tadi aja.."
Aku langsung mengerti maksudnya dengan mengangguk sambil tersenyum.

Kemudian, setelah ia memelukku dengan erat, ia menyuruh supaya segera berpakaian.
"Angga.., ayo beres-beres, pakean lagi.., nanti tau-tau ada guru atau petugas sekolah looo..!"
Aku dan Vina segera berpakaian dan keluar kelas dengan hati-hati setelah mengambil LKS yang dia cari tadi, dan memasang tampang biasa-biasa supaya tidak dicurigai.

Malamnya, akhirnya aku dan Vina resmi jadian. Lumayan aneh kan, terbalik, jadian setelah bercinta duluan. Sejak itu hingga sekarang, aku tidak pernah lagi mengintip dan onani melihat cewek cheers, di WC cewek ataupun guru-guru wanita.


TAMAT

Masa SMA

Kenalin Nama saya Jenny gue sekarang masih sekolah gue mau cerita tentang pengalaman gue gue. tapi gue mau cerita dulu tentang diri gue. tinggi gue sih 165 cm dan berat gue sih sekitar 50 an dan badan gue sih ada yang bilang mirip Lena presenter acara chat ochannel, tapi kulit gue putih dan ukuran Buah dada gue yang jauh lebih besar dari dia.

ukuran toket gue termasuk besar untuk orang indonesia yaitu 36 c (gede kan). ukuran Buah dada yang gede itu bisa ngebuat gue minder dan bisa juga ngebuat gue tampil PD
gue minder kalau gue lagi pake seragam sekolah, soalnya temen temen gue ngga ada yang punya Buah dada sebesar itu
kalau ke sekolah gue ngga suka pake seragam yang ketat soalnya bisa jadi tontonnan para cowo.

Di sekolah gue cukup aktif dalam kegiatan cheerleaders, soalnya gue ikut tim pesorak di sekolah gue. kalau lagi latihan gue sih rada susah untuk nutupin Buah dada gue yang gede itu. soalnya kalau gue lagi lari itu Buah dada udah pengen jatuh.

Pernah waktu gue masih di smp pas habis selesai olah raga gue mau ganti baju seragam di wc, karena waktunya mepet dengan pelajaran berikutnya, jadi gue tukeran bareng sama temen gue di wc bertigaan. waktu gue buka kaos olahraga temen temen gue semua baju bengong ngeliat Buah dada gue yang gede itu.

malah temen gue yang satu bilang itu Buah dada apa melon
gue sih bilang ngiri ya ngga punya elu engga segede itu. semuanya pada diem aja.
di sma gue termasuk cewe yang disukai sama banyak cowo(baik itu sekelas maupun kakak kelas). tapi gue engga mau pusingin sama itu cowo.

semenjak di sma gue mulai tau apa itu seks dan apa enaknya seks itu lewat temen kelas gue cewe yang suka pinjemin gue buku BF dan cara memuaskan diri sendiri.
kalau gue masturbasi bisa pake segala cara yang penting gue puas dan nikmat.

dari sebanyak cowo yang berusaha deketin gue ada cowo yang namanya Angga yang nekat ngejar gue dimanapun gue berada. bisa dia telpon, atau nungguin gue sampai pulang sekolah dan mau nganterin gue pulang.

sampai sampai temen temen(cewe) bilang udah dikejar kejar bukannya elu terima, eh malahan elu sia siakan aja.
semenjak itu gue mulai perhatiin gerak gerik itu cowo.itu cowo sih engga jelek jelek banget dan engga ok ok bengat juga.

lama kelamaan mulai gue tanggepin tindakan itu cowo.
ngga lama dari itu dia malahan langsung nyatakan cintanya sama gue, terus gue bilang n'tar gue pikir dulu, gue suruh die nunggu jawaban dari gue seminggu.
selama seminggu gue mulai gosip sama temen temen gue tentang itu cowo.

ada yang "udah terima aja tawaran itu cowo,kan dia baik orangnya" dan ada juga yang bilang"dia kan engga ok tampangnya, elu engga sebanding sama dia jen kata temen gue"
banyak pendapat dan masukan gue terima.
akhirnya gue berpendirian untuk terima itu tawaran itu cowo.
pas tepat seminggu itu cowo telpon gue dan meminta jawaban dari gue,

teru gue bilang menurut elu tawan elu diterima engga"
dia hanya diem aja engga bisa ngomong apa apa
akhirnya gue menjawab juga tawaran tu cowo
mendengar jawaban itu andi kebingungan mau ngomong apa?

beberapa hari setelah itu gue mulai makin deket sama andi
setiap hari di sekolah gue mulai berduaan sama si andi baik itu waktu pulang sekolah maupun sebelum masuk sekolah.
pokoknya seperti dunia milik berdua aja

pas malam minggunya gue diajak pergi nonton sama si andi
o iya kalau gue kalau pake baju engga terlalu model model , yang penting ok sama badan gue
waktu pergi nonton gue pake baju kaos ketat warna hitam dengan bra warna putih dan dipadukan dengan celana panjang
andi datang ke rumah gue on time sesuai dengan janjinya yaitu jam 5

gue langsung pergi ke salah satu mal yang cukup terkenal
hampir semua cowo sewaktu gue jalan di mal memperhatikan toket gue yang gede itu bayangkan udah ukuran toket gede pake baju yang ketat dengan belahan yang cukup rendah gimana engga nenbuat cowo baja ngelirik
samapai di sana gue jalan jalan dulu dan baru nonton
andi memilih duduk yang rada mojok di atas.
sewaktu nonton kadang kadang pala gue bersenderan dengan pundaknya andi dan dengan begitu toket gue yang gede itu bersentuhan dengan lengan andi
mulanya sih andi diam saja tapi gue perhatikan di celananya ada sesuatu yang udah menonjol

lama lama tangan andi mulai merangkul gue dan mulai meremas remah toket gue dari luar kaos gue
eh ternyata tangannya adndi tidak tinggal diam dan berlanjut untuk mulai masuk ke dalam kaos gue.
mulanya gue menepisnya eh lama lama gue jadi keenakan.
akhirnya tangan andi mulai masuk ke dalam kaos gue dan meremas remas toket gue
baru beberapa remasan ternyata si andi terdiam dan berbisik ke telingan gue
dia bilang"toket elu gede banget sampai sampai tangannya die engga dapat meremas toket elu semuanya"
gue engga jawab cuma tersenyum aja.
sakin nafsunya andi ngebuat bra gue sudah engga karuan lagi

mata gue udah makin merilik ke tonjolan yang ada di
celananya dan tanpa minta ijin lagi gue langsung meremas remas barangnya andi dari luar celananya si andi hanya ternyum saja.
tangan andi yang mulanya hanya satu tangan meremas toket gue eh ternyata sekarang malah yang satu tangan lagi meremah remah juga
akibat remasan tangan andi di toket gue , menyebabkan gue mulai mengeluarkan suara mendesah desah keenakan.
tiba tiba remasan andi berhenti dan berbisik ke gue untuk gue ngebuka bra nya soalnya andi udah engga tahan lagi.
mulanya gue bilang gila ya lu masa gue buka bra gue disini
akhirnya gue turutin jugaa kemauan si andi
gue buka bra gue dan gue masukin ke dalam tas yang gue bawa.

tangan gue sekarang udah mulai buka sereting celana andi secara pelahan lahan
ternyata si andi udah sudah engga perduli lagi dengan gue ngebuka celana panjangnya
malahan dia mulau ngebuka sereting celana panjang gue dan menggisik gosokkan tangannya di dekat memek gue.
gue juga engga mau kalah gue keluarkan kontol si andi
pas gue keluarken gue sempat terkejut ngeliat kontolnya yang panjang dan gede banget kaya orang bule punya yang di filem BF
gue kira sih ada sekitar 20 centian.
andi langsung menghentikan remas meremas sewaktu gue ngeluarin kontolnya
dia bilang ngapain elu keluarin entar kalau diliat orang bisa gawat nih
gue sih diem aja dan si andi langsung mamasukkan kontolnya lagi ke dalam celana dalemnya
setelah itu andi kembali melakukan remas meremah baik itu toket gue atau memek gue dari luar
mulut gue engga bisa diam dari desahan desahan akibat perbuatan andi
dan gue sempat orgasme dan mengeluarkan cairan dari memek gue yang menyebabkan celana dalam gue basah.
akhirnya gue dan andi bukannya nonton filem malahan bikin filem sendiri di bioskap
setelah gue orgasme ternyata si andi masih remas remas
eh ternyata filemnya udah habis dan andi cepet cepet tutup sereting celananya dan gue tutup sereting celana gue dan sambil merapikan kaos gue
setelah lampu dinyalakan gue baru sadar bahwa bra yang gue copot belom gue pake lagi.
wah gawat nih gimana ya gue tanya si andi
si andi bilang udah engga usah pake aja , engga apa kok
enaknya aja
untung waktu itu gue pake kaos warna hitam jadi engga gitu ketara kalau engga pake bra
gue sama andi tunggu sampai semua yang nonton bubar dan gue baru keluar, dan langsung ke wc untuk pake bra gue lagi.

waktu ke wc sempat ngantri karena baru baja bubar jadi ke wc
gue jadi malu soalnya puting susu gue ngejeplak di kaos ketat gue
dan biasanya kalau cewe pake kaos ketat kan ngejeplak branya tapi gue engga ada
setelah di wc gue cepet cepet peke bra gue lagi dan temuin andi lagi yang udah nunggu lama

setelah itu gue baru makan sama andi dan jalan jalan
sewaktu jalan jalan di suatu dep store gue ngeliat liat di bagian bra , mulanya si andi malu untuk temenin gue
berkat gue paksa akhirnya dia mau juga.
gue langsung pilih pilih bra yang seksi sambil gue tanya ke andi untuk menunjukan yang paling seksi.
ternyata si andi milih yang lain dari yang gue kasih liat tadi
pas gue tanya ukuran bra yang andi pilih , ternyata engga ada ukurannya untuk toket segede itu
si andi sempat bingung dan berbisik ke gue "ukuran elu emang berapa sih?"
gue bilang cuma 38 C
si andi bengong mendengar ucapan gue itu
akhirnya gue pilih satu bra dan cd yang satu set dan yang membelikan itu si andi
sewktu selesai bayar dia berbisik ke gue besok kalau masuk ke sekolah elu pake ya
gue hanya manggut manggut aja.
dari sana gue sama andi pergi ke salah satu kafe
setelah itu gue diantar si andi pulang
dan sampai dirumah udah hampir jam sebelas malam.

hari senin seperti biasanya gue pagi pagi berduaan sama si andi sebelum masuk sekolah
waktu bertemu si andi, andi memperhatikan baju seragam gue terus
gue jadi bingung terus gue tanya sama si andi
emangnya ada yang aneh ya di diri gue
si andi bilang"engga kok cuma gue mau ngeliat yang waktu sabtu gue beliin

ooo bisik gue bra yang waktu itu
sekarang gue lagi pake
lalu si andi memperhatikan toket gue dengan bra gue yang warna pink dengan detail
dia bilang makin gede aja toket elu pake bra ini
gue hanya diem aja sambil mencubit si andi
engga lama bel berbunyi
seperti biasanya hari senin diawalin dengan upacara bendera
dan semuanya berjalan seperti biasanya

sewaktu pulang sekolah gue bilang sama si andi bahwa gue engga bisa pulang bareng soalnya ada latihan volly soalnya lagi mau tanding
si andi bilang dia mau tunggu aja kan latihannya engga lama kan
akhirnya si andi tunggu gue
gue latihan seperti biasanya pake kaos yang longgar supanya toket gue yang gede itu engga jelas terlihat
tapi yang berbeda dari biasanya kalau biasa gue lagi latihan gue pake bra yang khusus untuk olah raga
tapi kali ini gue lagi engga pake
gue jadi rada engga enak waktu latihan.
baru sebentar latihan gue ijin sama guru olah raganya untuk pulang dengan alasan gue rada engga enak badan.
akhirnya gue dikasih pulang dengan alasn tersebut.
o' ya guru olah raga gue itu orangnya rada genit sama cewe
kadang kadang sengaja suka coel coel badan gue atau belaga engga sengaja nyenggol toket gue.

ternyata si andi udah nunggu gue dari tadi di depan kelas
gue bilang tunggu dulu ya gue mau banti baju dulu.
dan si andi nungguin gue di depan wc

setelah itu gue diantar sama si andi pulang.
sampai di depan rumah gue suruh si andi untuk masuk dulu ke rumah gue.
mulanya si andi engga mau dengan alasan engga enak kan ada nyokap elu
terus gue bilang nyokap sama bokap gue lagi ke luar kota lusa baru pulang
jadi dirumah gue cuma sama pembantu aja ade gue juga ikut sama bokap nyokap.
akhirnya si andi mau masuk juga
gue suruh andi untuk nunggu di ruang tamu sambil gue stel tv dan gue mau mandi dulu
gue ke kamar untuk taruh tas dan ambil baju daster yang rada seksi
langsung gue ke kamar mandi untuk mandi
kamar mandi gue di luar kamar
setelah selesai mandi gue bilang ke andi tunggu dulu ya gue mau ke kamar dulu
ternyata si andi itu iseng engga bisa nunggu
dia buka pintu kamar gue dan langsung masuk
gue sempat terkejut ada yang masuk ke kamar gue sewaktu gue lagi nyisiran.
ternyata si andi
gue suruh andi untuk duduk aja di meja belajar gue sedangkan gue duduk di meja rias
si andi terpesona ngeliat gue pake daster
dan gue perhatiin di celana dia udah ada yang nonjol lagi
andi terpesona ngeliat gue mungkin karena liat puting gue yang rada nonjol karena gue waktu itu engga pake bra
kebiasaan gue kalau di rumah kadang kadang suka engga pake bra, terutama waktu udara lagi panas.
kalau nyokap gue tau gue dingomelin soalnya nyokap bilang entar toket gue turun soalnya toket gue itu gede jadi harus ada yang menyangganya..
tapi gue sering melanggarnya
gue langsung duduk di ranjang sambil nyetel radio dan gue panggil andi untuk duduk di sebelah gue
si andi langsung duduk di sebelah gue dan mulai merangkul gue
mulanya sih ngerangkul akhirnya tangannya mulai meremas remas toket gue dari luar
mata gue mulai merem melek dan mengeluarkan suara
ternyata tangannya andi udah mulai masuk ke daloam dester gue dan menerawang untuk menemukan puting susu
waktu si andi masukin tangannya ke dalam dester si andi terkejut barwa gue engga pake bra
secara tiba tiba tangan andi yang satu mulai masuk ke daster gue bagian bawah untuk menemukan memek gue
gue juga engga mau diam
tangan gue mulai meremas remas kontol andi dari luar celana.
dengan cepet gue ngebuka sereting celana seragam andi dan langsung gue tongolin kontolnya andi
si andi tetap diam aja
malahan andi mulai mau menurunkan daster gue
setelah gue tinggal cd aja si andi mulai membuka pakaian seragamnya
si andi sekarang lagi hisap toket gue sembil meremas remasnya.
gue buka cd si andi dan langsung nongol kontolnya yang kaya monas itu
gedenya bukan main
sampai sampai gue pikir apa masuk ke memek gue
gue mulai urut urut kontolnya andi dan andipun tak henti hentinya isap toket gue
akhirnya gue ambil posisi 69 untuk bisa lebih enak isep kontolnya andi
mulanya gue rada bingung untuk masukin kontol andi ke mulut gue karena ukurannya
tapi dengan usaha yang keras gue berhasil memasukan kontolnyan ke mulut gue
itupun engga semuanya aja mulut gue udah engga bisa bersuara lagi karena kepenuhan kontolnya andi
sedangkan andi hisap memeknya gue sambil kadang kadang memasukan jari tengahnya ke memek gue
karena gue udah ke enakan gue lepas emutan kontolnya andi
dan gue mulai meremas remas toket gue sambil andi masih menghisap memek gue.
engga lama gue makin mendesah ahhh ahhha.ahhh dan gue bilang cepetan di gue udah mau keluar nih
si andi dengan cepat memasukan jari tengahnya
andi ..... ayo cepetan masukinnya
dan akhirnya pun memk gue banjir......
si andi masih menghisap cairan yang keluar dari memek gue
semuanya habis tak bersisa dihisap oleh andi.

setelah itu si andi berubah posisi dengan gue kaki mengangkang di pinggir ranjang dan si andi udah siap untuk memasukkan kontolnya yang gede itu untuk masih ke memek gue
setelah kontolnya andi udah deket dengan memek gue ternyata si andi tidak mau memasukkannya tapimalahan tangannya memainkan itl gue dan meremas remas toket gue lagi
desahan gue mulai beraksi lagi
dan gue bilang udah dong di masukin aja kontol elu gue udah engga tahan lagi
ternyata si andi engga menghiraukan teriakan gue malahan dia tambah aktih memainkan itil gue itu
dan akhhh akhhhhhh andi cepetan gue udah mau keluar lagi
cairan pun udah membanjiri memek gue lagi
setelah itu andi baru memegang kontolnya yang panjang itu untuk memasukkan ke memek gue
ternyata engga bisa masuk ke memek gue yang kecil walaupun udah ada pelumasnya
andi mulai memaksanya sedikit demi sedikit untuk dapat memasukkannya
ternyata berhasil, tapi itupun baru masuk kepalanya aja ,
baru masuk kepalanya aja memek gue udah sakit
kaya ada barang gede yang mau masuk ke memek gue
ternyata si andi pinter juga ,dia mulai memasukkan kontolnya sedikit demi sedikit kalau terhambat dia tarik lalu dimasukkan lagi
gue masih menahan sakit
aduh di sakit nih palahan lahan dong
ternyata andi sudah bisa memasukkan kontolnya setengan bagian
andi mulai mengentotkan gue walaupun kontolnya engga masuk semua
gue pun udah mendesah desah keenakan
ternyata sakin enaknya si andi dia lupa main enak aja kontolnya ditekan masuk semuanya ke memek gue
itu membuat gue sakitnya bukan main dan membuat memek gue nyeri kesakitan
gue suruh andi berhanti sebentar dengan posisi kontolnya andi masuk semua ke memeknya gue
gue rada bangun sedikit untuk ngeliat keadaan memek gue
ternyata memek gue itu udah rada melebar karena kontol andi yang gede itu
setelah itu andi melanjutkan entotannya.
desahan gue udah engga bisa berhanti keluar dari mulut gue
dan gue bilang andi gue udah mau lagi nih
si andi bilang kita sama sama aja
gue bilang jangan dikeluarin di dalam ya entar bahaya
si andi engga ngejawab hanya manggut aja dan makin mempercepat entotannya
satu dua tiga
akhirnya gue keluar lagiiii
dan dibarengi dengan si andi mengeluarkan spermanya di dalam memek gue
gue juga lupa untuk menarik kontolnya keluar.
setelah itu badan ambruk di samping gue dengan kontol masih di dalam memek gue
gue baru sadar bahwa si andi tadi keluarinnya di dalam memek gue.
langsung gue bilang ke andi kok keluarinnya di dalam entar kalau hamil gimana
andi bilang abis sakin enaknya gue lupa deh narik kontol gue keluar
gue langsung pake daster tanpa cd dan bra untuk ke wc bersihin spermanya andi
sampai di wc gue liat di bibir memek gue ada bercak bercak darah dan spermanya andi
gue bersihin pake shower menyemprot di luar memek gue
terasa perih memek gue kalau kena air.
dan gue juga menyemprot ke dalam memek gue untuk mengeluarkan spermanya andi
gue takut hamil
setelah bersih gue kembali ke kamar
dan gue liat si andi tertidur di ranjang gue
dan dilantai ada sedikit darah dan sperma andi
pas gue perhatiin ternyata darahnya ada yang terkena ranjang juga
akhirnya gue tidur sama si andi dengan keadaan bugil total
bangun bangun gue liat udah jam 7 malam gue bangunin andi dan berpakaian
setelah itu andi minta ijin pulang tapi sebelum pulang dia mencium bibir gue dan berbisik kalau ada kesempatan mau lagi engga
gue hanya diam aja
setelah itu gue suruh pembantu gue untuk beresin kamar gue dan gue ke ruang makan untuk makan malam.
setelah selesai makan gue ke kamar gue
gue liat pembantu gue lagi beresin kamar

pembantu gue tanya ke gue kok ada darah sih di lantai sama ranjang
gue bilang aja itu darah mens
untung dia percaya engga tanya tanya yang lain

gue mau tanya sama para pembaca terutama cewe. gimana sih caranya supanya toket jadi engga keliatan gede kalau lagi pake baju soalnya gue rada minder kalau pake baju sekolah pake apan gitu supaya engga kelihatan gede.
saran dan pendapat dapat dikirim melalui jejeni@hotmail.com
T'hanks atas pembaca yang mau memberitahu pertanyaan gue.
sori kalau susunan kalimatnya rada engga beres. maklum masih pemula

TAMAT

Penulis asli: jejeni@hotmail.com

Pembantu Paman-ku Seksi Sekali

Ini dimulai saat saya mulai kuliah ke kota T. Karena saya punya saudara yang tinggal di sana, maka saya tidak perlu menyewa kamar kost untuk ditinggali.
Saya berumur 19 tahun waktu itu dan tinggal di rumah om saya yang berumur 40-an dan bersama tante saya serta dua anak laki-laki yang masih sekolah di sekolah dasar. Rupanya di tempat om saya tersebut, mereka dibantu oleh pembantu bernama Sumini dari kota M yang berumur lebih tua 2 tahun dari saya, tubuhnya putih bersih, tinggi 160-an dengan rambut ikal dan ukuran payudara kira-kira 34B. Untuk wajahnya, dapat dikatakan manis, apalagi bila ia sedang tersenyum. Saya pun sempat berpikir yang tidak-tidak.
Karena waktu itu saya baru tiba, saya sedang sibuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Sampai memasuki bulan keempat, saya mulai terusik dengan cara Sumini berpakaian yang lebih cenderung pakaian tersebut dipakai saat tidur.
Bayangkan, ketika saya pulang kuliah siang hari dia hanya memakai daster yang pendek sekali dan karena daster tersebut berwarna terang, maka bra dan celana dalamnya terlihat dengan jelas membayang. Pikiran saya waktu itu, wah, pembantu ini sepertinya memancing sesuatu… namun karena saya belum berani, maka saat nonton televisi bersama dia (sambil menyuapi anak-anak om saya yang masih SD) saya sering mencuri lihat ke bagian dalam pahanya yang putih mulus karena dia duduk bersila di lantai.
Om dan tante saya adalah pegawai di sebuah perusahaan dan kantor pemerintah, jadi sehari-harinya selalu sibuk, ditambah banyaknya akitivitas lain yang mereka kerjakan. Sehingga terkadang rumah om saya selalu kosong dari pagi hingga malam sekitar pukul 07:00, paling yang ada di rumah hanya si Sumini dan keponakanku yang kecil-kecil.
Suatu saat, siang hari, saya yang sedang membayangkan bagaimana cara meniduri si Sumini, tiba-tiba mendengar Sumini menutup pintu kamar mandi di belakang. Karena pegangan pintu kamar mandi tersebut rusak dan sedikit berlubang di pegangan kuncinya, maka saya punya pikiran iseng untuk mengintipnya.
Saat mengendap dan membungkukkan badan mengintip, saya melihat pemandangan menakjubkan. Sumini sedang mengguyur tubuh molek nan putih miliknya. Seketika saya menjadi terangsang hebat. Payudaranya yang lumayan besar itu masih montok sekali dan siap diremas. Juga memeknya yang nampak bersih dan polos.
Titit saya yang sudah menegang sepertinya tidak lagi bisa diajak kompromi. Saya harus menidurinya sekarang, atau tidak sama sekali. Begitu pikiran saya saat itu.
Karena hari itu masih siang dan adik-adik sepupuku sedang main di rumah tetangga yang lumayan jauh, maka saya langsung bergegas menutup pintu samping, depan dan belakang lalu menguncinya. Kemudian saya masuk ke kamar si Sumini untuk menanggalkan celana pendek saya dan membiarkan titit saya mengacung-ngacung tegang.
Begitu selesai mandi, saya mendengar langkah Sumini mendekat. Saya tahu, Sumini kalau sehabis mandi pasti hanya membaluti tubuhnya dengan handuk, makanya saya menunggu di balik pintu kamarnya untuk menyergapnya.
Saat Sumini masuk, saya langsung memeluk dan menciumi bibirnya, supaya ia tidak teriak…
“Mas, ssshhhhh……mmmpppphhhh..” Sumini melenguh ketika saya menyumpal mulutnya dengan bibir saya tanpa memberi kesempatan dia untuk berteriak atau tindakan lain yang bisa membahayakan saya.
Sumini berontak, namun sepertinya dia juga menginginkannya. Saya berpikir sesaat, ini memang saatnya.
Dengan tangan kiri saya tetap memeluk dia, namun tangan kanan saya mulai mempeloroti handuknya dan terbukalah semuanya… Setelah itu saya remas pelan, supaya tidak terlihat diperkosa, tetek-nya yang ranum dan putih itu. Sambil memainkan putingnya perlahan.

“nnnggghhh… uuugghhh,,,” Sumini masih melenguh namun masih berusaha melepaskan diri dari pelukan saya.

Karena saya merasa belum berhasil membuat dia menikmatinya, saya menurunkan tangan kanan saya untuk menyibak bibir memeknya itu dan mulai memainkan jari tengah saya di bibir memek-nya.
Ternyata memang berhasil, Sumini mau saja ketika saya menggiringnya ke tempat tidurnya dan mulai membalas pelukan saya. Sementara jari saya memainkan memek-nya, bibir saya mulai menciumi leher, dada, kuping dan tetek-nya yang seksi itu. Putingnya yang berwarna kemerahan mulai menegang, saya mengulumnya dengan lembut sambil memainkan lidah dengan mengitari lingkaran puting yang indah itu.

“uuuhhhh… mas… sssshhhtttt…”

Kemudian tangan kiri saya menarik pelan tangannya untuk memegang Titit saya yang sudah mengeras dan membesar dari tadi. Sumini tampaknya tahu apa yang harus dilakukannya, ia meremas dan mengocok pelan batang titit saya dengan kasar dan tidak sabar.
Sementara tangan kanan saya memainkan memek-nya dan bibir saya melumat putingnya, tangan kiri saya mulai meraba kulit pahanya yang halus itu dan meremas-remas pantatnya yang seksi dan halus itu.
Perlahan, memek-nya mulai basah dan saya mulai turun ke daerah selangkangannya sambil menciumi perutnya yang seksi dan mulai menjilati selangkangannya.

“ennnggghhhh,,,uuunnnggg…” lenguhan Sumini semakin liar saja. Sedangkan saya semakin betah memainkan tubuhnya, karena tubuhnya yang harum sehabis mandi.

Saya menjilati memek-nya yang masih rapat dan bersih itu pelan dengan membuka bibir memeknya menggunakan jempol dan telunjuk kanan. Pelan, dari bawah ke atas, kemudian lidah saya memutari bibir memeknya sehingga desahan-desahan Sumini semakin liar dan kakinya melingkar di punggungku.
Saya tidak ingin memasukkan jari saya ke dalam memek-nya, karena saya takut dia masih perawan. Sayang ‘kan kalau saya memerawaninya dengan jari…
Setelah beberapa menit memainkan lidah saya, saya memutar badan saya dan menghadapkan titit saya ke mukanya, sehingga posisi-nya menjadi 69. Sumini langsung menjilat-jilat titit saya sambil memeganginya.

“Mbak, dihisap tititnya… masukkan ke dalam mulut,” pinta saya kepadanya yang langsung di-iya-kan, karena ia langsung melahap titit saya.
Setelah menghisap titit saya, lalu saya memutar posisi untuk bersiap memasukkan titit saya ke dalam memeknya. Dengan masih menciumi teteknya, saya mengambil bantal dan menyelipkan di bawah pinggangnya. Lalu dengan bertopang pada lutut dan tangan kiri, saya membimbing titit saya ke arah memeknya yang telah menunggu.
Perlahan, kepala titit saya menelusup ke dalam memeknya yang rapat dan berwarna kemerahan itu.
“Mbak, tahan sedikit ya… ini agak sakit,” kata saya membisiki kupingnya.
Dia hanya mengangguk pelan sambil memeluk punggungku dan mendesah-desah pelan.
“aahhhh…uunnggghhhh…”
Saya mulai mengayun pinggul saya supaya lebih mudah memasukkan titit saya ke dalam memeknya. Sekali, dua kali, setengah titit saya sudah masuk ke dalam memeknya.
“Mas, geliiiii… ennggghhhh…” Sumini melenguh sambil merangkul saya.
“Sebentar lagi, sayang” Lalu dengan satu entakan, akhirnya pertahanan Sumini jebol juga. “aaahhhhhhh…” Sumini setengah teriak, namun saya langsung menyumpal bibirnya dengan bibir saya supaya tidak terdengar sampai ke luar rumah.
Saya mendiamkan Titit saya terbenam di dalam memek-nya, supaya ia terbiasa dengan Titit saya.
Pelan namun pasti, saya mulai mengayunkan pinggul saya dengan pelan, sambil melihat titit saya yang sudah dilumuri cairan kental bercampur darah perawannya.
Tak lama, nampaknya Sumini sudah bisa menikmatinya. Terbukti erangannya sudah menyiratkan kenikmatan, sambil dia menggigit bibir bawahnya.
Saya menggoyangnya semakin keras, sampai saya memutar tubuhnya dan mengangkat pantatnya untuk menikmati gaya doggie. Pantatnya yang putih bersih saya elus, remas dan mulai saya masukkan lagi titit saya ke dalam memeknya. Pelan, namun bentuk memeknya erotis sekali ketika saya mengeluarkan dan memasukkan titit saya.
“aaahhh…uuuhhhh,…ooohhh…” Sumini terus melenguh.
Lalu saya membungkuk dan tangan kiri saya mulai meremasi teteknya yang menggantung saat dia menungging indah.
“oohhh… sayanggg… memek kamu enak…”
“ennnggghhh… uuuuhhh…. oooouuu, Titit kamu… ssshhhh… enak juga massss”
Puas memainkan pantat dan teteknya, lalu saya menyuruhnya menaiki saya yang mengambil posisi tiduran.
Lalu dia naik dan memegang titit saya sambil membimbingnya ke bibir memeknya.
Bleess… titit saya masuk dengan gemilang dan saya merasa nikmat tiada tara.
“uuuhhh… aacchhh… terusin goyanganmu, sayang…”
Lalu dia menggoyang semakin liar, dan tampak dia menjatuhkan tubuhnya ke dada ku dan menegang sambil meremas rambutku.
“Mas, aku mau keluarrrr…”
“eessshhh… iya, keluarin semua sayang…”
Tak lama ia lemas dan kembali saya memutar tubuhnya dan saya menggejotnya semakin liar.
“Sayangg… mas juga mau keluar”
Semakin cepat dan saat mau keluar, saya benamkan batang titit saya kedalam memeknya dan memuntahkan air mani saya.
Saya mengeluarkannya di luar demi kasih sayang saya. Akhirnya saya pun terkulai berbaring di sebelahnya.
“Terima kasih ya, Mbak…”
“Iya, Mas. Aku juga senang koq.”
Tak lama kemudian saya mulai berpakaian dan mencium bibirnya sebelum masuk ke kamar mandi dan mencuci titit saya.

Sejak itu saya dan Sumini rutin melakukan hubungan sex. Baik di kamar saya, kamar dia, kamar mandi, dapur (saat dia memasak), atau saat dia sedang menungging mengepel lantai. Namun, itu hanya berlangsung satu setengah tahun, karena dia harus kembali ke kampung halaman untuk membantu orang tuanya di ladang.

TAMAT